Kau Terlena Kepada Masa
Dalam Kesendirianmu, Wahai Perawan
Kau Damba Sambut Sapa Sang Pangeran
Ia Wanita, Tenggelam Dalam Masa
Biarlah... Biarkan Angkuh Bicara
Acuh... Acuhkan Yang Tak Mengenal Cinta
Oh Perawan, Kau Setia Ukir Pualam
Dalam Sunyi Lorong-Lorong Sepi
Hanya Bagimu Terpekur Diri
Diam, Terdiam.... Dan Terpaku Hati
Tiada Kepastian, Hanya Menanti
Sekian Masa... Tiada Arti
Beribu Cerca Tiada Perduli
Sekian Tanya Disudut Mata
Bagimu Hanya Ada ”Satu Arjuna”
Kau Terlena, Dalam Penantianmu
Dan Sinar Matamu, Semakin Sayu
Dengan Lirih Desah Nafasmu
Yang Tak Lagi Seperti Dulu
Membaca Kisahmu Wahai Perawan
Berliku Setapak Jejak Kesabaran
Mungkin Cinta Butuh Pengorbanan
Tapi, Haruskah Engkau Yang Menjadi Korban?
Selamat Jalan Mbak,
Semoga Kau Temukan Pangeranmu Di Surga
Usai Sudah Penantian Berpuluh Babak
Ketulusanmu ’Kan Terjawab Disana
Dua Lima Delapan Kosong Dua
Berakhir Dukamu Wahai Wanita
Dua-Dua Dentang Sang Kala
Ikhlas Kau Berpulang Kepada-Nya
Butiran-Butiran Kristal Itu
Tetes-Tetes Embun Itu
Tiada Tertahan Disudut Mata
Kan Aku Rindukan Engkau, Wahai Wanita
Terlintas Begitu Tenang Jasadmu
Kau Tersenyum... Kau Bahagia
Kurasakan Ada Kesejukan Dalam Jiwamu
Tlah Kau Dapatkan Kebahagianmu
Ku Dekap Jasadmu, Dipangkuanku
Terdiam, Membeku... Dan Membisu
Tiada Kehangatan Seperti Dulu
Tiada Lagi Kecerianmu Itu
Selamat Jalan Sang Perawan
Selamat Tinggal Wahai Wanita
Tak Hilang Darimu, Sebuah Kesetiaan
Meski Duniamu Berakhir Masa
Catatan :
maaf mbak, kisahmu aku angkat dalam syair ini. semoga kesetiaanmu, yang kau bawa sampai akhir nafasmu, dapat meringankan segala kesalahan selama hidupmu. dialah sang perawan (dengan inisial (e.r.e)
dia meninggalkan kami pada tanggal 25 agustus 2002 pukul 22.00 wib. Selamat jalan mbak, doaku menyertaimu. (True love story)
yaaa, lumayaan posting nya dan apakah anda termasuk murid shiddikiyah...
BalasHapusAlhamdulillah bila anda menyukainya, siapakah anda yang menanyakan Shiddiqiyyah?
BalasHapus