Belenggu cita yang tercipta
Koyakkan sudah asa antara kita
Bentangan panjang jurang sang dewa
Pisahkan hasrat untuk bersama
Dua lima april kosong satu
Terucap cintaku bahagiakanmu
Lalu kau diam, tertunduk haru
Lirih terdengar isak kisahmu
Terucap hasrat atas diriku
Sedang kaupun tiada mampu
Beraikan tetes air matamu
Lalu aku... hanya mampu membisu
Tak cukupkah hanya Siti Nurbaya
Kisahmu duka berdansa lara
Dan terkisah pula bagi kasihku
Lalu aku... hanya diam terpaku
Tidak cukupkah sebagai legenda
Sedangkan kami ingin bahagia
Sekedar merajut untaian cinta
Tanpa duka... yang harus tercipta
Terucap cintaku bahagiakanmu
Terungkap hasratmu, atas diriku
Lalu kitapun tiada berdaya
Lirih terdengar isak berdua
Berlama kita layangkan pandang
Harapkan kita sepasang elang
Tiada kuasa adat manusia
Harapkan sirna segala norma
Menangislah adikku...
Bebaskan lepas air matamu
Usah sesali, cintamu dan aku
Yang tak sebebas air matamu
Hentakkanlah kakimu wahai kekasih
Ceritakanlah pada bumi pertiwi
Hembuskan segala dendam dan pedih
Kar’na ia pasti kan sudi pahami
Hempaskanlah desah pasrahmu
Sambut laraku... kan kudekap dukamu
Jadikan derita sebagai karunia
Atas pertunangan yang tak kau suka
Jadilah ”Siti Nurbaya yang baik”
Patuhilah petuah usang orang tua
Walau pasti, hatiku remuk tercabik
Sejuk jiwaku dengan bara neraka
Pendam redamlah segala hasratmu
Kan kubakar puri-puri cintaku
Pasrahkan sudah pada Yang Esa
Karena kita hanyalah manusia
Dua lima april kosong satu
Siti Nurbaya’ku tertunduk haru
Lirih tertahan isak kisahmu
Dan aku... hanya mampu mendekapu.
To : my Chang E
Dariku : Ahmad Nurbaya
* Judul berlanjut pada puisi "Kasih Tak Sampai"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
JIKA GAJAH MENINGGALKAN GADING.
JIKA HARIMAU MENINGGALKAN BELANG
Maka, anda akan meninggalkan jejak pesan & kesan..
mohon kirimkan komentar, pesan dan saran demi kemajuan.