Wahai pujangga tua
Syairmu hampa tiada rasa
Laksana buih s'makin berbusa
Hambar bicara tiada makna
Wahai pemuda anak bangsa
Caci makimu sungguh memuja
Sungguhlah aku buih berbusa
Bagi jiwa jiwa yang hampa
Wahai kau pertapa tua
Kau selalu diam dan terbengong kosong
Hidupmu sungguh tiada bermakna
Diam.. dan diam bagai kepompong
Aduhai pemuda penerus bangsa
Sungguhlah benar, aku tiada arti
Bagi pemuda berjiwa hampa
Karena hidup seperti ilusi
Nice blog
BalasHapusjawa koek
BalasHapuspuisinya
BalasHapusmenggambarkan tentang penerus bangsa ya .. mas :)
bner gak :D
wahh mas belumm update ya .
BalasHapusXIxix..XIxixix
mas ada award buat mas ambil di tempat ku ya.. :)
manteb kang update terus kang
BalasHapuswaduh ahli puisi ya? pasti romantis orangnya :-)
BalasHapusTerima kasih pernah mengunjungi http://kacajendela.wordpress.com. Kini saya pindah alamat ke ahmadmakki.web.id, semoga sampeyan sudi mengunjungi. Terima kasih.
BalasHapuskeren.....TOP pak krisna...up date lagi puisinya....
BalasHapus