Bolehkah Belajar Ilmu “Laduni”?

Bahwa semua ilmu yang dimiliki makhluq hidup di bumi dan di langit adalah ajaran dari Allah swt, termasuk ilmu yang dimiliki oleh manusia. Dengan demikian, kita katakan bahwa semua ilmu yang dimiliki oleh manusia adalah Ilmu Laduni, yaitu ilmu yang berasal dari Allah swt .

Pertanyaanya, apa sebenarnya hakikat ilmu laduni menurut pandangan Islam ? Di bawah ini adalah penjelasannya.

Pengertian Ilmu Laduni

Menurut Abu Hamzah As-Sanuwi, Ilmu laduni dalam pengertian umum terbagi menjadi dua bagian. Pertama, ilmu yang didapat tanpa belajar (wahbiy). Kedua, ilmu yang didapat karena belajar (kasbiy).

Untuk ilmu yang didapat tanpa belajar (wahbiy) dibagi menjadi dua macam: Pertama ilmu Syar’iat, Kedua, Ma’rifat (hakikat).

Ilmu Syar’iat, yaitu ilmu tentang perintah dan larangan Allah yang harus disampaikan kepada para Nabi dan Rasul melalui jalan wahyu (wahyu tasyri’), baik yang langsung dari Allah maupun yang menggunakan perantaraan malaikat Jibril. Jadi semua wahyu yang diterima oleh para nabi semenjak Nabi Adam alaihissalam hingga nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah ilmu laduni termasuk yang diterima oleh Nabi Musa dari Nabi Khidlir . Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Khidhir:

فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا“

“Yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Al-Kahfi: 65)

Di dalam hadits Imam Al Bukhari, Nabi Khidlir alaihissalam berkata kepada Nabi Musa alaihissalam:

“Sesungguhnya aku berada di atas sebuah ilmu dari ilmu Allah yang telah Dia ajarkan kepadaku yang engkau tidak mengetahuinya. Dan engkau (juga) berada di atas ilmu dari ilmu Allah yang Dia ajarkan kepadamu yang aku tidak mengetahuinya juga.”

Ilmu syari’at ini sifatnya mutlak kebenarannya, wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap mukallaf sampai datang ajal kematiannya.

Ilmu Ma’rifat (hakikat), yaitu ilmu tentang sesuatu yang ghaib melalui jalan kasyf (wahyu ilham/terbukanya tabir ghaib) atau ru’ya (mimpi) yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambaNya yang mukmin dan shalih.

Ilmu kasyf inilah yang dimaksud dan dikenal dengan julukan “ilmu laduni” di kalangan ahli tasawwuf. Sifat ilmu ini tidak boleh diyakini atau diamalkan manakala menyalahi ilmu syari’at yang sudah termaktub di dalam mushaf Al-Qur’an maupun kitab-kitab hadits. Menyalahi di sini bisa berbentuk menentang, menambah atau mengurangi.

Bagian kedua ilmu Allah yang diberikan kepada semua makhluk-Nya melalui jalan kasb (usaha) seperti dari hasil membaca, menulis, mendengar, meneliti, berfikir dan lain sebagainya.

Dari ketiga ilmu ini (syari’at, ma’rifat dan kasb) yang paling utama adalah ilmu yang bersumber dari wahyu yaitu ilmu syari’at, karena ia adalah guru. Ilmu kasyf dan ilmu kasb tidak dianggap apabila menyalahi syari’at. Inilah hakikat pengertian ilmu laduni di dalam Islam.

Salah satu fenomena Ilmu Laduni banyak terjadi dimasyarakat. Diantaranya pernah seseorang di Jawa Timur yang mengaku-aku sebagai kiai dan menguasai Ilmu Laduni.

Dengan Ilmu Laduni yang dimiliknya, sang kiai tersebut mengaku mampu mengajarkan seseorang untuk menguasai berbagai bahasa dengan tanpa bantuan alat pun, baik video, kaset bahasa asing, laboratorium bahasa, apalagi native speaker. Tetapi cukup para muridnya menjalani beberapa ritual, seperti mandi dan membaca beberapa do’a dan sebagainya. Seseorang yang ingin belajar dengan sang kiai ini dipungut biaya Rp 1 juta. Atau Rp 350.000, tergantung pada level yang ia masuki .Sang kiai tersebut mengaku mendapatkan ilmu laduni itu dari Nabi Khidir AS melalui ritual tirakat (lelaku, bertapa). Tirakat tersebut dimulainya sejak usia tujuh tahun. Dan biasanya dilakukan di tepi laut sambil mencari ikan. Pada usia sekitar 12 tahun, sang kiai tersebut mengaku bertemu dengan Nabi Khidir AS di tepi laut. Dalam pertemuan itu, menurutnya bahwa wujud Nabi Khidir AS berupa seorang manusia yang mengenakan pakaian seperti rakyat biasa. Kemudian nabi Khidir mengangkatnya sebagai muridnya..

Perlu di garis bawahi disini, bahwa orang yang punya kelebihan tersebut tidak akan mengaku- ngaku atau mengumumkan ilmu yang ia miliki di depan umum, apalagi sengaja untuk dikomersialkan demi mencari kekayaan dunia. Sungguh hal ini tidak sesuai dengan ruh ajaran Islam yang mengajarkan uamtnya untuk tidak riya’, apalagi menggunakan agama sebagai kendaran untuk mencari dunia.

Seseorang yang mengaku mendapatkan Ilmu Laduni, sebagaimana yang di dapat oleh Nabi Khidir as, sama saja ia mengaku mendapatkan wahyu dari langit, karena yang didapat nabi Khidir adalah wahyu. Seseorang bisa mengetahui ilmu ghoib dengan perantara Jin atau Syetan , karena Jin dan Syetan sering mencuri pendengaran tentang hal-hal ghoib dari langit. Sebagaimana firman Allah didalam surat Al Hijr : 17-18,

“Dan Kami jaga langit2 tersebut dari syetan yang terlaknat, kecuali mereka yang mencuri pendengaran ( dari hal2 yang ghoib ) , maka dia akan dikejar oleh batu api yang nyata .“

Seseorang yang mengaku mempunyai Ilmu Laduni dengan perantara ilmu-ilmu kanuragan (ilmu kesaktian ) yang ia dapatkan dengan latihan-latihan tertentu, seperti bertapa di tengah sungai selama 40 hari 40 malam, atau puasa selama 40 hari berturut-turut, atau dengan hanya makan nasi putih saja tanpa lauk dalam jangka waktu tertentu atau dengan cara-cara lain yang sering dikerjakan sebagian orang. Maka kita akan tanyakan kepadanya, apakah cara-cara seperti itu pernah diajarkan oleh Rosulullah saw dan para sahabatnya atau tidak ? kalau jawabannya tidak, berarti dia mendapatkan ilmu tersebut dengan meminta bantuan dari Jin dan Syetan.Sebagaimana seseorang bisa menjadi kaya mendadak dengan meminta bantuan Jin dan Syetan. Perbuatan seperti ini dilarang oleh Islam, sebagaimana firman Allah didalam surat Jin : 6

“Dan sesungguhnya ada diantara manusia yang meminta perlindungan dari segolongan Jin , maka segolongan Jin itu hanya aka menambah kepada mereka kesusahan. “

Kita dapati banyak orang pada zaman sekarang yang memelihara Jin untuk memperoleh kekayaan dengan cepat, tetapi yang mereka dapatkan hanyalah kesusahan. Mereka akhirnya mati secara mengenaskan karena menjadi “tumbal” Jin yang ia pelihara … Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

dikutip dari : [http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7662:tes&catid=111:dr-zain-an-najah&Itemid=65]

Sing Bisa Rumangsa

Kawulo Namung Tiyang Ndesa
Sangu Kulo Namung Pitutur Klawan Donga
Namung Satunggal Bandha Dunya Kulo
Mboten Sanes Kasebut Jiwa Kalawan Raga

Sanes Satriya Sanes Pandhita
Namung Sudra Ingkang Ngambara
Mboten Kagungan Empan, Mboten Papan
Mboten Sanak Mboten Kekadhang

Titah Sudra Ngambara Hakekat
Gegaman Satunggal Kasebut Jimat
Sastra Jendra Hayuningrat
Kalimasada Sejatining Ma’rifat

Sing Sapa Bisa Rumangsa
Sejatine Kang Temen Bisa
Sing Sapa Rumangsa Bisa
Sejatine Janma Kang Durung Sampurna

PANGKUR

(oleh ki dalang "Wahyoe")


Rinipta sang lir kunjana
Risang kombang ambrengengeng mideri
Kudhuping si tunjung biru
Malela malat ndriya
Lamun mbenjang wus kumedhap ngambar arum
Saeba bisa ngawula
Rina pantaraning wengi

Jin Aladin


Bila kau bertemu dengan jin penghuni botol
Seperti kisah Aladin dan lampu ajaib
Lalu kau diberi TIGA permohonan
Hanya TIGA, tak lebih
Dan PASTI akan dia penuhi.

Kira-kira apa yang kau minta… ????

Bila kau ingin tahu permintaanku
Maka, cukuplah SATU..
Karena TIGA terlalu banyak bagiku.

Aku akan berkata :
“Wahai Jin penghuni botol
Aku punya SATU permintaan
Hanya satu, tak kurang tak lebih.
Aku Ingin Semua Keinginanku Kau Penuhi

" SELAMANYA !!!! "

…kira-kira begitulah rakusnya aku…

Urban ‘97

Mey… panggilku kepadamu
Dan kau tersenyum, hampiri aku
Bertahun sudah kita bersama
Kecewakah? Atau kau berduka

Mas… kau ucap kepadaku
Adakah terlihat aku berduka ?
Ataukah aku terbesit ragu.. ?
Bila kita selalu bersama.

Aku pedih, pilu dan merana
Kau sengsara, karenaku semata
Aku bukan seorang bangsawan, bukan jutawan
Dan kau… Istri seorang pengangguran.

Disini kita gapai cita, dulu…
Dan semua tetaplah sbagai mimpi, disini…
Gelarku memang sarjana
Seperti jua URBAN lainnya

SATU DEKADE

Aku berdiri disini, sama seperti sepuluh tahun yang lalu.
Ketika kita memandang lagit.
“Jangan Takut….”, hanya dua kata itu yang mampu keluar dari mulutku.
Selebihnya aku hanya bisa diam. Tak mampu lagi merangkai kata,
Untuk Kita…

Dik,
Boleh saja waktu memisahkan kita.
Sah-sah saja, bila usia kita merangkak senja
Dan memanjakan kita dengan

Sepuluh tahun dik.. Sepuluh Tahun..
Satu dekade tlah kita lalui
Dengan rindu yang

Sepuluh Nopember sembilan delapan.
“Jangan Takut….”, hanya dua kata itu yang mampu keluar dari mulutku.
Sepuluh tahun yang lalu..

KI “WAHYOE WIDODO”

THE INNOVATIVE YOUNG PUPPETEER

www.wahyoewidodo.com

There are so many artists in the world, but only few of them are able to produce masterpieces in accordance with the advencement of human civilization. Shadow play puppeteers are a part of millions of traditional artists who have to struggle for their survival in human culture evolution. Besides their role as artists, puppeteers also have responsibility to convey moral values from the former generation to the next generation.

Wahyoe Widodo is a traditional artist figure who has wide prespective that always tries to combine traditional art and modern thinking to make his works still attractive to be enjoyed by the current modern people without leaving the traditional essence. Inspired by this idea, he did not only trade on his natural talent, but he also tried to sharpen his abilities through formal education.

Combination between his natural talent and acquisition knowledge made his works always become a unique unification of aesthetical traditional art and modern thinking. In this case, Wahyoe Widodo hopes that artists among the world grow and develop without leaving etiquettes and aesthetics of their own field.

Debur Air Terjun di Lereng Gunung Wilis

Walau berada di ketinggian, kawasan wisata air terjun di lereng Gunung Wilis mudah dijangkau. Hotel juga tersedia. Tunggu apa lagi? Gunung Wilis bisa jadi tak sekondang Gunung Bromo. Padahal, Gunung Wilis yang membentang di empat wilayah kabupaten yakni Kabupaten Nganjuk, Kediri, Madiun, dan Ponorogo, memiliki panorama alam yang tak kalah menakjubkan.
Anda yang suka pada panorama air terjun, bersiaplah untuk terpesona. Betapa tidak, beberapa air terjun dengan panorama yang memukau di sekelilingnya, bisa ditemui di sisi timur Gunung Wilis ini. Ada air terjun Sedudo, Roro Kuning, Pacoban Ngunut, Pacoban Coban, serta air terjun Ngleyangan. Semua air terjun itu tampil dengan wajah asli-alami. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk memang sengaja membiarkan kondisinya seperti itu. Tujuannya tak lain, agak objek wisata andalan kabupaten ini tampak alami. Kalaupun selama ini Pemkab sempat melakukan pembangunan secara fisik, hal itu hanya bangunan fasilitas pendukung saja.

Di antara beberapa air terjun itu, air terjun Sedudo yang paling dikenal masyarakat secara luas. Air terjun ini berada di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan atau 33 km arah selatan Nganjuk. Ketinggian air terjun ini mencapai sekitar 200 meter. Dengan ketinggian seperti ini, maka jika dilihat dari bawah, air terjun ini terlihat seperti butiran-butiran es berwarna putih yang meluncur ke bawah. Indah sekali, bukan? Tak hanya panorama alam. Air terjun Sedudo juga merupakan objek wisata budaya. Setiap bulan Muharram (Sura), upacara ritual mandi Sedudo selalu digelar di sini. Upacara yang difasilitasi oleh Pemkab ini menyedot kedatangan ribuan orang, yang bukan saja berasal dari Nganjuk, tapi juga daerah-daerah lain.

gunung wilisAda mitos yang sangat lekat dengan tradisi mandi Sedudo ini, yakni siapapun yang mandi di kolam air terjun Sedudo, akan awet muda. Tak heran, setiap bulan Sura, air terjun Sedudo selalu disesaki pengunjung yang ingin mandi di sana. Lokasi objek wisata ini sangat mudah dijangkau. Jalan dari kota Nganjuk hingga ke kawasan wisata ini, beraspal mulus. Hanya saja, karena lokasinya di gunung, jalan menuju air terjun Sedudo cenderung menanjak, naik-turun, dan berkelok-kelok. Kondisi jalan seperti ini tentu sulit untuk dilewati oleh kendaraan jenis bus. Karena itu, bila berniat ke air terjun Sedudo, sebaiknya gunakan kendaraan roda empat non bus.

Panorama cantik air terjun Sedudo tak semestinya Anda nikmati hanya dalam waktu sekejap. Jadi, jika Anda punya waktu, sempatkan untuk menginap. Jangan khawatir, tersedia hotel di sana. Hotel Wisata Karya, demikian nama yang dibangun oleh Pemkab Nganjuk ini. Hotel ini dibangun di atas bukit yang dikelilingi pohon pinus dan cengkeh. Dari hotel, mata Anda bisa leluasa menjelajahi keindahan panorama Gunung Wilis. Tarif kamarnya juga cukup terjangkau, yakni Rp 70 ribu - Rp 200 ribu per kamar. Ingin menikmati panorama alam sembari berolahraga? Mudah sekali Anda lakukan di sini. Sebab, hotel ini menyediakan lapangan tenis. Atau, Anda bisa joging di pagi hari di sekitar air terjun sembari menghirup hawa segar. Alangkah nikmatnya!

Bagaimana dengan urusan oleh-oleh? Tak perlu pusing. Karena berada di gunung, maka oleh-oleh yang bisa Anda pulang pun khas dari daerah dataran tinggi, yakni buah-buahan dan sayur-sayuran. Di Sawahan, sebuah tempat tak jauh dari Sedudo, Anda bisa dengan gampang membeli pisang, jeruk, durian, dan lain-lain. Di pinggir jalan antara Sawahan hingga Sedodo, banyak kios sederhana yang menjajakan buah-buahan ini. Selain berkualitas baik, harga buah-buahan itu juga tidak mahal karena dijual langsung oleh petani.

Air terjun Roro Kuning
air terjun roro kuningPuas dengan air terjun Sedudo, lanjutkan petualangan indah ini ke air terjun Roro Kuning. Berada di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, air terjun Roro Kuning berpotensi besar untuk menjadi kawasan wisata andalan. Menyadari hal itu, Pemkab Nganjuk terus mengembangkannya dengan membangun sejumlah sarana penunjang.Kawasan wisata ini terletak sekitar 30 km arah selatan Nganjuk. Jalan menuju ke sana juga sudah beraspal, dan bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat non bus. Namun, banyak pengunjung yang memilih menggunakan kendaraan roda dua.

Seperti halnya air terjun Sedudo, air terjun ini juga masih sangat alami. Tertarik oleh kealamian itu, banyak kelompok pecinta alam yang melakukan kegiatan di sini, semisal perkemahan atau pendakian. Pendakian biasanya dilakukan dari air terjun Roro Kuning menuju air terjun Pacoban Ngunut yang berjarak sekitar 4 km. Pramuka dari berbagai sekolah pun kerap menggelar perkemahan di tempat ini.

Selain keindahan alam, air terjun Roro Kuning juga memiliki nilai sejarah. Di sekitar lokasi ini terdapat monumen perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan Jenderal Sudirman saat memimpin perang gerilya melawan Belanda pada tahun 1949. Selain menumen, di tempat ini juga terdapat sebuah rumah sangat sederhana yang pada masa perjuangan dahulu sempat ditempati Pak Dirman selama satu minggu. Karena itulah selain menikmati keindahan alam, pengunjung air terjun Roro Kuning juga bisa sekaligus mengenang perjuangan Panglima Besar Sudirman. (juw)

Republika, 3 Desember 2006

Banyu Sumurup, Kampung Pembuat Keris

YOGYAKARTA – Bagi penggemar keris, nama Banyu Sumurup tak lagi asing. Desa yang berada di wilayah Imogiri atau sekitar 500 meter arah tenggara makam-makam raja Mataram ini dikenal sebagai desa pembuat keris, baik itu keris pusaka ataupun hanya keris suvenir.
Ketenaran empu atau pengrajin keris yang berasal dari desa Banyu Sumurup ini tak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi juga telah tersebar di negera Brunei Darussalam saja, tetapi juga Belanda, Australia dan juga negara-negara di Timur Tengah.
“Kami pernah dipesan Sultan Brunei Darussalam dan juga orang Malaysia untuk membuat keris,” ungkap Djiwo Dihardjo, salah satu empu keris bertutur.
Selain orang-orang mancanegara, Djiwo juga mengaku sering dipesan untuk membuat keris oleh para pejabat Indonesia. Di antaranya adalah seorang Gubernur Bali pada tahun 1972. Gubernur itu membayar sebuah keris yang dibuatnya dengan harga Rp 65 juta. “Sebuah jumlah yang luar biasa,” tutur Djiwo, bapak 4 anak ini.
Kini, lanjut Djiwo, dirinya tengah dipesan membuat 2 buah keris dari seorang pengusaha dari Toraja dan akan dibayar Rp. 7,5 juta. Menurut Djiwo, dari pekerjaannya yang hanya mengandalkan membuat keris itu dipandang cukup bahagia dan bisa membesarkan keempat anaknya, di samping istrinya.
Ia lantas menceriterakan, pada tahun 1972 omzetnya bisa mencapai puluhan juta. Kalau dihitung dengan biaya transpor, juga bahan membuat keris dan lain sebagainya, maka yang diterima bersih, satu bulan hanya didapat Rp. 3 juta. “Tapi sekarang cukuplah untuk hidup,” tambahnya.
Djiwo mengaku setiap tahunnya rata-rata bisa membuat 6–10 keris pusaka. Omzetnya untuk sekian banyak itu sekitar puluhan juta. Tapi bersihnya dia menerima sekitar Rp. 2 juta per bulan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hartinah yang mengkhususkan hanya membuat werangka keris. Dalam sehari, dirinya mampu membuat sampai 2 kodi. Meski tak laku semuanya, namun dirinya bisa mendapat nafkah yang cukup lumayan. “Dalam sehari saya bisa mengantongi keuntungan Rp 25.000 sampai Rp 50.000,” ungkapnya.
Ketenaran Banyu Sumurup sebagai kampung pembuat keris tak luput dari jasa besar Empu Supomo. Konon, alkisah, ketika itu di kerajaan Majapahit terjadi sebuah pemberontakan yang dilakukan oleh Soreng Loyo. Ontran-ontran ini membuat kalang kabut rakyat dan banyak yang melarikan diri ke luar Majapahit untuk menyelamatkan diri.
Empu Supomo, salah satu empu yang mumpuni membuat keris di kerajaan Majapahit, bersama dengan keluarganya juga mencoba menyelamatkan diri. Ia lari ke daerah Imogiri, Yogya. Tepatnya di desa Banyu Sumurup itu. Di tempat yang baru inilah Empu Supomo merasa tenteram dengan lingkungannya.
Di desa Banyu Sumurup inilah pula, Empu Supomo lantas meneruskan keahliannya untuk tetap membuat keris pusaka yang diyakini sangat bertuah yang kemudian keahliannya itu diturunkan secara turun-menurun..
Dari Empu Supomo, keahlian membuat keris ini diturunkan kepada Mbah Tomorejo, menurun lagi ke Iro Menggolo–Dipomenggolo–Haryo Menggolo–Kiai Cokro Harjo–Sosro Menggolo dan generasi yang sekarang ini Djiwo Dihardjo.
“Tapi sampai saat ini keahlian ini belum bisa saya turunkan ke anak saya. Memang yang paling berbakat adalah anak saya yang pertama,” ujar Djiwo Diharjo.

Keris Pusaka
Tak sembarangan membuat sebuah keris yang bertuah. Menurut penuturan Djiwo, proses pembuatannya harus mengetahui tanggal lahir si pemesan dan akan digunakan untuk apa.
Setelah diadakan perhitungan dengan cara penanggalan Jawa, baru bisa ditentukan kapan (hari dan jam) keris itu bisa dibuat. Selama dalam sepasar (5 hari) keris hanya dibuat dalam waktu dua jam sesuai dengan perhitungan.
“Sewaktu membuat keris pun kita harus puasa. Selain tidak makan, juga tidak boleh bicara saat membuatnya. Kalau sampai itu dilanggar keampuhan keris itu akan punah. Hasilnya seperti keris suvenir,” ungkap Jiwo.
Harga keris ditentukan beberapa hal. Pertama dari bahan, seperti berlapis emas, gagang keris apakah dari gading atau apa, dilihat dari kesaktian keris–semakin sakti keris proses pembuatannya semakin lama, karena perlu menyelenggarakan acara ritual atau sesajen. Untuk satu keris yang benar-benar berisi, proses pembuatannya bisa mencapai satu tahun. Biasanya rata-rata hanya 6 bulan.
Yang agaknya menjadi kendala yang cukup berarti dalam membuat keris pusaka, menurut Djiwo, saat ini pamor (batu meteor) bahan pembuat keris sudah langka dan bahkan dibilang punah. Akibatnya, untuk membuat keris alusan dengan cara sistem kanibal Keris lama dicopoti dan diambil untuk membuat keris yang baru.
Pada mulanya, penduduk di Banyu Sumurup ini hanya membuat keris yang bertuah. Namun seiring perkembangan zaman, pada tahun 1972, keris mulai diproduksi secara massal untuk digunakan sebagai suvenir.
Djiwo pun juga ikut-ikutan membuat keris suvenir. Maka dirinya lantas mendidik 15 orang pemuda kampung untuk membuat keris. Tapi, lanjut Djiwo, agar tidak terjadi perebutan lahan, mereka lantas dibagi tiga kelompok. Ada yang khusus membuat keris, ada yang membuat warongko saja dan ada pula yang khusus ukiran. “Tujuan saya agar tidak terjadi perebutan lahan,” kata Djiwo.
Untuk memasarkan keris ini, Djiwo mengaku sangat dibantu oleh Pemprov DIY. Di tahun 1978, misalnya, Djiwo melakukan pemeran keliling ke Jakarta, Bandung, Bali dan Semarang. Keris Banyusumurup pun semakin dikenal. Bahkan pada tahun 1985, sempat pula mengadakan pameran keris di Nedherland, tahun 1989 di Australia.
Tak hanya itu, warga Banyu Sumurup juga membuka beberapa counter penjualan keris seperti di Blok M, Ancol, Bali, Bandung dan kota-kota lainnya. “Kini hampir semua kebutuhan keris yang ada pesannya ya di Banyu Sumurup ini,” tutur Djiwo.
Namun kini Djiwo tak lagi ikut-ikutan membuat keris suvenir. Ia kini mengkhususkan diri hanya membuat keris pusaka. ”Banyak saingannya,” tuturnya pendek.
(SH/yuyuk sugarman)

diambil dari :
http://www.sinarharapan.co.id
Copyright © Sinar Harapan 2003

Kidung Wuyung

Ana Tembung Tetembangan Ing Wengi
Kekidungan Tembang Gegayuhaning Ati
Ngambara Rasa Godhaning Jiwa
Godhaning Jiwa Karebut Ing Mangsa

Ana Sastra Kaserat Ing Mega
Pujanga Muda Luruh Ing Asmara
Ciptaning Rasa Gregeting Jiwa
Rasa Jiwa Kaselak Ing Branta

Dak Suwun Sliramu Duh Kusuma
Nora Cidra Marang Garise Rasa
Nora Sirna Mekaring Cundhup Asmara
Cundhup Asmara Kang Banget Dak Rasa

Ana Tembung Tetembanganing Wuyung
Hanyandra Rasa … Godhaning Sukma
Marang Sastra Kaserat Ing Kidhung
Hangrerepa Marang Chandra Lan Kartika

Sang Cinta Tertinggal Bahtera

Begitu lama, kau coba gapai simpati
Tak jeda bersyairkan sapa hati
Pula, kau ukirkan selaksa sastra
Harapkan diri kan sudi merasa

Lelah kala tiba dibatas asa
Akhirnya kau berpasrah menyepi
Bahteramu kini berkayuh duka
Mencoba tak lagi peduli

Satu ego berlalu, merangkak bimbang
Kala kucoba tuk sedikit menimbang
Diantara serpihan puing harapan
Bersambut hampa disudut angan

Lelah,…. Akhirnya kaupun berkeluh
Bahteramu kini tlah kau kayuh
Dikala tiba ikhlasku bersambut sauh
Tinggallah kini sesalku bersimpuh

ROMANSA KARANG

Lambai Ilalang Terkenang
Pada Riman Si Batu Karang
Terlena Bagai Legenda Usang
Tentang Bait Asmara Gersang

Tak Patut Aku Memuja
Pada Berai Buih Samudra
Tak Patut Aku Disapa
Oleh Mesra Kata Pujangga

Terjalku Sebongka Karang
Selintas Keras Angkuhkan Gersang
Tak Tersentuh Molek Belai Asmara
Meski Mungkin Ingin Jua Dirasa

Akulah Sebongkah Karang
Pada Roman Asmara Usang
Pun Karam Di Palung Samudera
Tak Tersentuh Mesra Sabda Asmara

ROMANSA ANAK ADAM

Sedang Kaupun Tiada Mampu
Beraikan Tetes Air Matamu
Lalu Aku,………Hanya Mampu Membisu

Tak Cukupkah Hanya Siti Nurbaya
Kisahmu Duka Berdansa Lara
Dan Terkisah Jua Bagi Kekasihku
Lalu Aku,……….Hanya Mampu Membisu

Tidakkah Cukup Jadi Legenda
Sedangkan Kami Hanya Ingin Bahagia
Sekedar Bersama Mengukir Cerita
Tanpa Duka Yang Harus Tercipta

Terucap Cintaku Bahagiakanmu
Terungkap Hasratmu Akan Diriku
Lalu Kitapun Tiada Daya
Lirih Terdengar Isak Berdua

Berlama Kita Layangkan Pandang
Harapkan Kita Sepasang Elang
Tiada Kuasa Adat Manusia
Harapkan Sirna Segala Norma

Menangislah………………….
Bebaskan Lepas Air Matamu
Usah Sesali Cintamu Dan Aku
Yang Tak Sebebas Air Matamu

Hentakkan Kakimu Wahai Kekasih
Ceritakan Kisahmu Pada Pertiwi
Hempaskan Segala Dendam Dan Pedih
Karna Ia Kan Pasti Jua Fahami

Jadilah Siti Nurbaya Yang Baik
Patuhilah Petuah Usang Orang Tua
Pasrahkan Sudah, Pada Yang Esa
Karna Kita Hanyalah Manusia

Malang, 2000
Buat my Chang'E
dari aku : Achmad Nurbaya

Sang Petualang

Apabila cinta tidak bertemu, bebaskan dirimu.
Biarkan hatimu kembali kealam bebas lagi.
Kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan cinta,
Dan kehilangannya…
Tapi ketika cinta itu mati,
Kau tidak perlu mati bersama cinta itu

Orang yang bahagia
Bukanlah orang yang selalu mendapatkan keinginannya
Melainkan mereka yang tetap bangkit
Ketika mereka jatuh.
Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan.

Mencintai,
Juga bukanlah bagaimana kamu melupakan dia
Bila ia berbuat kesalahan
Melainkan bagaimana kamu memaafkan

Mungkin akan tiba saatnya
Dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang
Bukan berarti orang itu berhenti mencintai kita
Melainkan karena kita menyadari
Bahwa orang itu lebih bahagia
Apabila kita melepasnya…

nodiwa@plasa.com
(sang petualang cinta)

SEBUAH PENGAKUAN

Ketika Jiwaku
Ingin Selalu Dekat Denganmu
Ingin Selalu Memahamimu
Dan Ternyata Kita
Masih Belum Mampu Menterjemahkan
Tentang Kata “Saling Mencintai”

Ketika Seluruh Harapanku
Kuserahkan Dalam Genggamanmu
Telah Kurelakan Semua …
Namun Ternyata,
Kau Masih Jua Membisu

Semoga Saja Sang Penguasa Waktu
Mangilhami Sisi Terdalam Dijiwamu
Hingga Kaupun Tahu Dan Sudi Mengerti
Tentang Cinta, Yang Telah Merubah Jalan Hidupku
“Jadi Lebih Berarti”

BEGITULAH KAU DAN AKU

Sebelum jauh kuayunkan kakiku
Aku titipkan salam terakhir bagimu
Atas segala warna diantara kita
Atas nama cinta yang pernah ada

Kau persembahkan tulus cintamu
Beserta garis-garis kebencian kita
Tlah kau abdikan kesetianmu
Beserta goresan emosi jiwa

Terimakasih atas ciuman itu
Disaat lara hadir hadir kepadaku
Terimakasih atas makna pelukanmu
Dikala duka, antara kau dan aku

Aku bangga atas kasih dan sayangmu
Akupun bangga atas caci makimu
Yang tulus, kau curahkan kepadaku
Aku bangga padamu, gadis manisku

Semua warna-warna itu
Kau syairkan atas nama cinta
Kebencian dan kesetiaanmu
Ganti berganti s’bagai buku cerita

Dan begitulah kau dan aku
Begitulah hidup dalam mengisi hidup
Begitu berarti dalam memahami
Begitu murni dari palung hati

Tak perlu bersimpuh memohon kepadaku
Ataupun maaf dalam sesalmu
Dan terimalah setangkai sesal dariku
Sebagai buah keputusan itu

Tak perlu bersedih
Usah kau menangis
Karna ku takkan selalu ada
Tuk menghapus air mata itu …….

Sketsa

gambaran jiwa goresan pena
dalam bingakai lekang usia
sempurna kini berpeluh asa

satu sketsa di waktu itu
bersama bisu bingkai berdebu
coba getarkan samar nostalgia
coba cemburu pada angkuh sang kala

goresan itu meraba kata
goresan itu masih terasa
dan senyummu… masih bermanja
bila sekedar mengenang masa

sketsa itu tercipta bagimu
sketsa itu bila ku rindu
bercorak riak tiada tentu
sekedar patuhi alur sang waktu

sketsa itu gambaran jiwa
sketsa itu mencoba tuk bersama
sketsa itu alur cerita
meski tak jua jadi legenda

diantara getar yang terasa
kisah kita tak kan berakhir
pada petak “ dinding karma
terberai kita berkhir pedih

satu sketsa bernostalgia
berpeluh masa ,dan lalu tiada
bersama coba meraba jiwa
dan semua… masih jua terasa

bercorak riak tak rupa warna
hitam putih pun tak jua nyata
kiasan itu lukisan diri
berdendang sapa, coba mengerti

bersama kita, meski kan fana
bermesra kita, walau tak nyata
berlalumasa, dan kini tiada
tak sanggup lagi jiwaku merana

jemari itu masih rindu kau sentuh
bersama hati coba tuk berlabuh
sketsa kita gambaran jiwa
pada serpihan alur jiwa

IA WANITA

Bergetar Mesra Dawai Hatinya
Kala Tersentuh Sisi Jiwanya
Ia Wanita, … Begitu Mempesona
Senandungkan Cinta Yang Mulai Tumbuh

Begitulah Pabila Ia Kasmaran
Tercurah Pada Semesta Nada
Pada Mesra Indah Kiasan
Tentang Sgala Goda Benih Asmara

Ia Yang Kasmaran Coba Berkisah
Pada Binar Bintang Angkasa
Ia Yang Kini Terbuai Resah
Senandungkan Merdu Gejolak Jiwa

Oh Wanita,… Kau Tergoda Cinta
Oh Wanita,… Kau Tlah Dewasa
Kau Tergoda Sapa Mesra Asmara
Diantara Sabda Para Pujangga

Kursi

Begitu Banyak Yang Telah Terjadi,
Ada Kalanya Hal Yang Seharusnya Tidak Terjadi,
Justru Menjadi Sesuatu Yang Tidak Mungkin Kita Hindari.

Aku Tahu. Engkau Sendiri Juga Punya Masalah.
Dan Yang Tidak Aku Tahu.
Adalah Kenapa Justru Aku Menambah Beban Masalah Bagimu.

Kadangkala Aku Ingin Bicara Berdua Saja Denganmu
Tapi Sepertinya Imposible....
Karna Akupun Kadang Sulit
Untuk Mengekspresikan Diriku Sendiri.

Aku Hanya Ingin Jujur Padamu
Apa Yang Dulu Aku Katakan
Adalah Sebuah Kebenaran

Meski Akupun Juga Tak Tahu
Seberapa Jujurkah Aku Ini....

Kadangkala
Disaat Aku Menyadari
Tuhan Telah Menciptakan Aku
Dengan Sempurna (Menurutku...)

Tapi
Ternyata Masih Ada Jua
Sebuah Kehampaan Yang Kurasakan

"SATU KURSI DI SINGGASANAKU"
Masih Kosong......

Bila Engkau Berkenan
Bantulah Aku
Temukan Jati Diriku
Dengan Kesabaranmu
Yang Kuyakini Padamu

Dan Maafkanlah Aku.
Karna Disaat Kucoba
Hapus Relief Itu ...

Aku Tak Mampu.....

Page Rank Checking tool

untuk mengetahui PR blog anda, isikan alamat blog anda, :
  
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Khrisna Dewa

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP